top of page

POSTS

Perkembangan teknologi kian tak dapat dipungkiri lagi, berkembang dengan begitu pesat, dan setiap dari kita kini dituntut untuk dapat menggunakannya secara optimal dan bijaksana di tengah dunia yang semakin borderless.

Media dan Budaya

  • Gambar penulis: Yohanes Hendri
    Yohanes Hendri
  • 9 Mei 2018
  • 3 menit membaca

Pengantar


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.



Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetik.


Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

      

Terdapat hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana ada hubungan antara kebudayaan, peradaban dan sejarah. Masyarakat itu menghasilkan kebudayaan, sedangkan kebudayaan itu menentukan corak masyarakat. Jadi antara manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat erat. Tidak mungkin keduanya dipisahkan.

      

Suatu kebudayaan eksis atau ada karena adanya manusia yang menciptakan suatu kebudayaan itu. Tanpa ada manusia, kebudayaan tidak akan pernah tercipta. Akan tetapi, manusia tidak dapat hidup selamanya untuk mempertahankan budayanya. Maka dari itu, manusia menurunkan kebudayaannya kepada generasi-generasi penerusnya agar kebudayaan itu tetap eksis dan bertahan, tidak termakan oleh waktu.


Dilanjutkannya kebudayaan oleh generasi penerus itu tidak hanya melalui garis tegak lurus ke bawah, tetapi juga melalui garis mendatar, yaitu kepada orang-orang lain di sekitarnya, karena manusia merupakan bagian dari "zoon politicon" yang berarti binatang yang berkelompok. Memang manusia tidak dapat hidup seorang diri, ia membentuk kelompok dengan orang-orang lain, yang sifatnya berbeda sekali dari gerombolan binatang, yaitu terletak pada akal, atau cara berfikir. Pengelompokan orang-oranga yang sengaja dibentuk itu disertai aturan-aturan tertentu mengenai hubungan anggota satu dengan yang lain, misalnya pembagian kerja, aturan, tata tertib, dan sebagainya. Persekutuan terkecil antara laki-laki dan perempuan merupakan arti secara singkat dari sebuah keluarga yang kemudian membentuk persekutuan dalam skala yang lebih besar atau luas yang disebut masyarakat.



Standardisasi Kecantikan oleh Media di Indonesia



C - A - N - T - I - K

Apa sih yang kita pikirkan ketika mendengar kata 'cantik'? Kebanyakan akan menjawab “Cantik itu yang badannya langsing, rambutnya lurus, kulitnya putih, dan mukanya tidak berjerawat.” Ketika kita dihadapkan pada pertanyaan mengenai apa itu cantik, kita memang secara spontan mengatakan hal-hal yang berkaitan dengan penampilan, meskipun tidak semua orang berpendapat seperti itu.

Hal ini muncul karena kita tumbuh bersama apa yang ditampilkan oleh media. Media selalu merepresentasikan nilai-nilai kecantikan sesuai dengan kriteria yang dimiliki oleh media itu sendiri, dan hal ini telah berlangsung sejak lama. Ketika kita melihat bintang iklan produk kecantikan, jarang sekali media memakai perempuan yang memiliki tubuh gendut, berkulit hitam, berambut keriting, dan memiliki jerawat. Hal ini karena media memaknai bahwa ciri-ciri fisik tersebut tidak masuk ke dalam kategori cantik. Bahkan, melalui sebuah channel di youtube bernama FemaleDailyNetwork seseorang bernama Shafira Umm mengatakan bahwa ia pernah ditolak untuk membintangi sebuah iklan produk kecantikan hanya karena memiliki kulit cokelat dan rambut yang keriting. Sekejam itulah kira-kira standarisasi kecantikan yang diberlakukan oleh media.


Lantas mengapa standarisasi ini terus berkembang di masyarakat? Jika kita melihat pada konsep dalam Teori Spiral Keheningan, maka hal ini terjadi karena media sudah lebih dulu mem-blow up isu mengenai kecantikan ini. Dengan kekuatan yang dimiliki media, media dapat membentuk opini publik yang dominan. Oleh karena itu, orang-orang yang setuju terhadap media pun semakin besar, dan orang-orang yang tidak setuju mengenai standarisasi kecantikan yang ditetapkan oleh media pun tidak berani untuk mengutarakan pendapatnya. Hal ini dikarenakan orang-orang minoritas ini takut dengan adanya isolasi dari kelompok sosialnya.


Representasi Wanita di Koran Kuning


Koran kuning adalah koran yang berfokus dunia hitam, atau dunia kotor yang meliputi tiga topik : kejadian supranatural, kriminalitas, dan seks. Target atau sasaran audiens yang dituju oleh koran kuning ini pada umumnya adalah masyarakat kelas ekonomi dan pendidikan rendah. Pada tulisan ini, kami akan membahas lebih banyak mengenai topik yang ke tiga, yaitu seks. Koran kuning menggunakan bahasa yang terlalu vulgar dalam memberitakan suatu peristiwa. Bagi sebagian besar wanita, koran kuning dinilai memberi kesan tidak sopan, bahkan cenderung melecehkan. Namun bagi sebagian pria, hal ini dianggap lucu.  Contoh dari berita di koran kuning adalah sebagai berikut.


Bagaimana perasaan Anda ketika membaca judul berita pada gambar di samping? Wanita terlihat sangat tidak dihargai dan dijadikan objek 'hiburan' bagi para penikmat koran kuning.






Sumber:

https://budayadanmedia.wixsite.com/website/single-post/2018/05/07/Standarisasi-Kecantikan-oleh-Media

https://budayadanmedia.wixsite.com/website/single-post/2018/04/24/Representasi-Wanita-di-Koran-Kuning

https://budayadanmedia.wixsite.com/website/single-post/2016/11/03/Modern-Eclectic-Bedroom-Reveal

Postingan Terakhir

Lihat Semua
KORPORASI MEDIA

Oleh: Gracella Imidora Pulo (170906438) Hai guys, kali ini blog kami akan membahas tentang korporasi media. nah, pasti kalian...

 
 
 

1 Comment


aurelfuxoxo
May 21, 2018

sangat bermanfaat.

Like
A1
A2
bottom of page