Literasi Digital Lemah, Masyarakat Didorong Bijak Gunakan Internet

Oleh : Gracella Imidora Pulo (170906438)

Informasi digital di bidang internet membuka seluas-luasnya informasi yang kita inginkan dalam bidang apapun salah satunya ilmu pengetahuan. Selain itu banyak informasi yang bertebaran tidak ada sumber kebenarannya atau biasanya kita sebut sebagai hoax. Pemerintah seharusnya harus lebih bijak lagi dalam menangkal penebaran konten negatif pada internet agar lebih bijak dan aman.

Menteri Komunikasi dan Informatikan (Menkominfo) Rudiantara menyebut, dalam upaya melawan konten negatif diperlukan kepedulian semua pihak. Mulai dari komunitas, akademisi, pemerintah, dan media massa.

Salah satu bentuk menghadang konten negatif yaitu dengan gerakan literasi digital. Yaitu, sebuah upaya agar publik memiliki kemampuan menganalisa dan mengevaluasi informasi digital melalui teknologi dan alat komunikasi massq. Menurutnya, sosialisasi gerakan literasi ini penting kepada masyarakat dunia terutama indonesia untuk penggunaan internet yang positif.

Gerakan literasi digital itu didukung Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) Henry Kasyfi Soermartono. Masyarakat, menurut Henry, saat ini masih perlu terus disampaikan pemahamam arti literasi digital oleh Kemenkominfo sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologinya.

“Kadang-kadang secara awam, kita tidak bisa mengukur literasi digital,” kata Henry di Jakarta, Selasa (20/2).

Menurutnya, masih banyak masyarakat yang menganggap literasi digital itu hanya berisi konten negatif, padahal isi dari internet itu banyak sekali konten negatif yang bertebaran tidak jelas dan sulit dipahami. Oleh karna itu Ia memutuskan untuk diadakan lembaga independen untuk mengefektifkan pencapaian literasi dan juga memvalidasi kebenaran suatu konten yang beredar di internet. Kegemaran masyarakat dalam menyebar informasi tanpa memvalidasi sumber menjadi alasan. 

“Orang Indonesia tipe yang suka sharing, tapi lebih sering mereka mengetahui konten tersebut adalah hoax setelah menyebarkannya,” ujar Henry.

Literasi digital menjadi penting karena menurut survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengenai penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia menunjukkan lebih dari 50 persen atau sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017. Meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 132,7 juta jiwa.

Kemudian mayoritas pengguna internet sebanyak 72,41 persen berasal kalangan masyarakat urban. Pemanfaatan internet bukan hanya untuk komunikasi tapi juga transaksi barang, memesan transportasi, hingga bisnis. Kemudian berdasar wilayah geografisnya, masyarakat Jawa masih yang paling dominan mengakses internet sebesar 57.70 persen. Selanjutnya Sumatera 19,09 persen, Kalimantan 7,97 persen, Sulawesi 6,73 persen, Bali-Nusa 5,63 persen, dan Maluku-Papua 2,49 persen.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A Pangerapan menuturkan hasil survei APJII akan dijadikan gambaran dalam mengejar target pemerataan jaringan internet. Ke depan diperkirakan pengguna internet akan semakin besar seiring dengan pemerataan pembangunan broadband di tanah air.

“Percepatan pembangunan broadband  terus dilakukan, salah satunya melalui Palapa Ring. Oleh karena itu penggunaan internet ke depan di Indonesia akan terus naik," kata Semuel.

nah jadi itu guys lemahnya literasi digital di Indonesia. lain kali kita harus bijak ya dalam menggunakan internet. tunggu informasi lainnya tentang literasi digital ya guys. stay tune di blog ini.

https://www.gatra.com/rubrik/teknologi/309636-literasi-digital-lemah-masyarakat-didorong-bijak-gunakan-internet